UTS? S-nya apaa?
SERUUUU!
UTS kali ini tidak datang dengan tekanan, rumus, atau baris soal yang menakutkan. Namun datang dengan wujud selembar kertas kosong, dan dosen kami hanya berkata.
“Anggaplah kertas itu sebagai kanvas kalian-Pak Alam”
Awalnya terdengar sederhana. Tapi ternyata, kertas itu menyimpan makna yang dalam kebebasan untuk berkreasi tanpa batas. Empat soal yang diberikan seolah mengajak saya berpikir bukan hanya sebagai mahasiswa yang mengerjakan ujian, tapi juga sebagai Digital Creator dengan bekal kertas selembar dan alat tulis seadanya. Dari situ, saya mulai menerjemahkan semua isi kepala menjadi bentuk visual dan konsep.
Yang membuat suasana benar-benar enjoy adalah ketika tidak ada aturan kaku. Kami bebas menggambar, menulis, atau bahkan membuat peta ide sesuai imajinasi. Tidak ada tekanan untuk benar atau salah. Hanya ada ruang luas bagi ide untuk menari sesuka hati.
Kertas itu tampak sederhana, tapi sesungguhnya panggung bagi ribuan ide yang menunggu lahir. Di sanalah kami menari bersama imajinasi, menjawab bukan dengan angka, tapi dengan ekspresi. Empat soal itu terasa seperti empat pintu, dan kami bebas memilih arah mana yang ingin kami buka.
UTS kali ini membuat saya sadar bahwa “S” dalam UTS bisa berarti Seru, Spontan, bahkan Seni, karena saya belajar mengekspresikan diri tanpa takut salah. Tidak ada jawaban yang ditolak, karena setiap hasil adalah bentuk pemikiran yang berharga.
Apa yang saya tuangkan di atas panggung kecil bernama kertas itu, semuanya punya makna. Setiap goresan ide, setiap kata, adalah bagian dari proses memahami bahwa kreativitas bukan tentang siapa yang paling benar, tapi siapa yang paling berani untuk jujur dengan pikirannya sendiri. Itulah yang membuat kami semakin apa adanya dalam bertindak, dan justru dari sanalah muncul versi terbaik diri kami.
UTS kali ini bukan tentang nilai, tapi tentang makna✨
Tentang bagaimana selembar kertas bisa berubah menjadi panggung besar bagi ide, keberanian, dan kejujuran dalam berkarya.


0 Komentar